Tuesday, December 22, 2009

Mainan Serba Pink Pengaruhi Buruk Anak Perempuan

Vera Farah Bararah
- detikHealth -

Jakarta, Warna pink atau merah muda selalu identik dengan anak perempuan, banyak orangtua memberikan putrinya segala macam pernak pernik serba pink. Tapi ternyata warna pink bisa memberikan efek yang tidak bagus untuk perkembangan anak perempuan.

Biasanya banyak sekali ditemukan berbagai macam barang berwarna merah muda yang ditujukan untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki identik dengan warna biru. Maka tak jarang banyak sekali anak perempuan yang mengoleksi segala hal yang berhubungan dengan warna pink.

Tapi ada sekelompok ibu yang melakukan kampanye pemboikotan terhadap segala macam pernak pernik anak perempuan yang berwarna pink mulai dari deretan alat musik, pakaian atau mainan. Para ibu ini berpikir barang-barang berwarna merah muda ini bisa membuat seorang anak terobsesi dengan bentuk tubuhnya yang bagus layaknya seorang putri kerajaan.

Obsesi tinggi yang sudah ada sejak masih berusia sangat muda ini akan membuat anak perempuan berpikir bahwa keindahan bentuk tubuh akan lebih dihargai dibandingkan dengan kepintaran atau kemampuan otak seseorang. Kampanye anti pink ini juga didukung oleh Ed Mayo, seorang penulis buku Consumer Kids, How Big Business is Grooming our Children for Profit.

"Ada hal buruk yang perlu dikhawatirkan dari perbedaan warna ini yang akan membuat anak-anak memiliki pemikiran berbeda. Seorang anak akan berpikir untuk memiliki status sosial yang tinggi sementara lainnya tidak," ujar Ed Mayo, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (2/12/2009).

Ditambahkannya bahwa sebelum perang dunia II, sebenarnya warna merah muda atau pink selalu dihubungkan dengan anak laki-laki sementara warna biru secara tradisional merupakan warna Virgin Mary yang selalu dihubungkan dengan anak perempuan. Tapi kini telah terjadi perubahan dalam hubungan antara warna dengan jenis kelamin anak-anak.

Para ibu yang melakukan pemboikotan terhadap segala bentuk pernak pernik merah muda untuk anak perempuan menjuluki kampanye ini dengan nama Pinkstinks.

"Kami ingin mendorong anak-anak perempuan tersebut agar lebih aktif dan menjadi anak-anak yang bahagia, bukan seperti anak pasif yang bergaya putri dan lebih mementingkan keindahan fisik daripada kemampuan otaknya," ujar salah satu anggota kampanye Emma Moore.

Pengaruh buruk dari citra putri raja yang serba cantik dan ramping baru-baru ini juga dikaji para peneliti. Lebih dari 50 persen gadis berumur rata-rata 3 tahun saat ini sudah merasa takut gendut. Citra perempuan langsing dan ideal yang didapatkan dari film-film princess membuat mereka tidak percaya diri, bahkan di usia yang tidak seharusnya.


sumber : www.wonosari.com

No comments:

Post a Comment